Sekolah Tinggi Agama Islam Roudlotut Tholibin (STAIRO) Probolinggo merupakan institusi pendidikan tinggi keagamaan Islam swasta yang didirikan atas dasar aspirasi umat Islam untuk membentuk kader intelektual muslim yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam moderat, memperkuat tradisi keilmuan, dan mencetak pemimpin yang berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan serta kesejahteraan masyarakat.
Gagasan pendirian STAIRO berawal dari keinginan KH. Abdul Mujib Abdullah untuk mendirikan perguruan tinggi sebagai respons terhadap perkembangan zaman. Ide ini mulai dibahas di lingkungan Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin, namun belum menemukan titik temu. Akhirnya, pada Maret 2022, dibentuklah Tim Pendiri Sekolah Tinggi Agama Islam Roudlotut Tholibin (STAIRO) Probolinggo.
Pada 17 Maret 2022, diajukan usulan pendirian STAIRO kepada Kementerian Agama melalui Koordinator Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (KOPERTAIS) Wilayah IV Surabaya. Menanggapi usulan tersebut, KOPERTAIS Wilayah IV Surabaya melakukan visitasi pada 25 April 2022. Namun, pada tahun 2023, Kementerian Agama Republik Indonesia memberlakukan moratorium izin pendirian PTKIS selama satu tahun.
Setelah moratorium berakhir, pada 13 Oktober 2024 dilakukan asesmen lapangan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, yang kemudian menerbitkan Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 1038 Tahun 2024 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Agama Islam Roudlotut Tholibin (STAIRO) Probolinggo, tertanggal 14 Oktober 2024. STAIRO memiliki dua program studi: Manajemen Pendidikan Islam dan Hukum Keluarga Islam.
Sebagai lembaga pendidikan tinggi keagamaan Islam swasta, STAIRO berkomitmen untuk meningkatkan peran dan fungsi sumber daya mahasiswa menjadi sarjana Islam yang memiliki keluasan ilmu pengetahuan, penerapan nilai-nilai Islam, religius, berintegritas, serta berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan masyarakat.
